• Formulir Kontak

     

    Belajarlah Dari Cowok Romantis



    Siang itu enggak seperti biasanya. Dihari libur seperti hari minggu, biasanya saat bangun tidur gue enggak menemukan satu orang  manusia pun dirumah. Tiap hari minggu, gue pasti bangun disaat orang-orang pada umumnya dan juga keluarga gue  udah berada ditempat kondangan. Lalu karam lagi dikasur karena enggak ada yang marahin buat sekedar ngingetin mandi.

    rumah terasa ramai sehingga gue terbangun lebih cepat dari biasanya. Samar-samar terdengar suara wanita, ya pastinya mama gue. Samar-samar lagi terdengar suara gadis. Nah ini enggak biasa banget. Masa siang bolong gini ada gadis dirumah gue? Tapi ternyata gue cukup pintar untuk membedakan yang mana suara gadis dan suara tante-tante berusia 40. Tanpa dikomando oleh komandan pasukan gue bangkit dari kasur dan langsung ke kamar mandi. karena wajah gue saat bangun tidur, lebih jelek daripada singa yang lagi kelaparan.

    Setelah kembali tampan, gue menuju ruang depan dan gue mendapati seseorang disana. Ternyata ada pacarnya adek gue. Dia berdiri buat sungkem sama gue dan menawari gue makanan yang dia bawa dari rumah. Berhubung gue gak terlalu suka gorengan, jadi gue makan pisang molennya aja. Gile, jadi ceritanya cowok diapelin cewek nih? Ya, adek kecil gue udah bisa diapelin pacarnya. Sepertinya adek gue udah tumbuh dewasa sekarang.

    Pada cerita-cerita sebelum ini,mungkin gue hanya menyelipkan adek gue pada sebaris kecil tulisan. Pada cerita kali ini akan sangat gue sempet-sempetin untuk sedikit mendeskripsikan adek kecil gue yang kini telah tumbuh remaja. Namanya Dwi, gue lupa nama panjangnya. Umurnya sekarang mungkin baru 16 tahun karena dia belum dapet KTP walaupun orang tuanya juga ngerangkap sebagai pak RT dirumah. Hobinya makan,tidur,sms-an,maen game, dan bahan bantaian gue setiap maen PS. Untuk yang terakhir tadi, dwi akan selalu terlihat hina karena sampai saat ini ia tak kunjung hebat dalam menghadapi abangnya sendiri.

    Kehinaan itu sedikit banyak sudah cukup pudar sekarang. Kami udah mulai jarang maen PS bareng karena udah lumayan sibuk masing-masing. Gue baru balik kerumah saat dwi udah tidur dan gue baru bangun saat dwi udah pergi sekolah. Dalam satu hari juga kegiatan kami tatap muka dapat dihitung berapa jam. Namun sebagai abang yang baik, tentu gue terus memantau perkembangan dan kemajuan adek gue satu-satunya itu.

    Pernah pada suatu malam saat dwi sedang tertidur nyenyak, gue iseng-iseng buka hape dia. Iseng-iseng buka galery ,karena siapa tahu dia nyimpen video tak senonoh yang bisa menghambat pertumbuhannya. Dari iseng ngecekin galery lanjut ke iseng ngecek smsnya. Ternyata dia habis sms-an sama pacarnya. gue buka folder sms adek gue dan gue baca isi smsnya. Saat membaca,berkali-kali gue harus menahan tawa ketika gue menemukan sms yang kesannya “alay” (kayak gue enggak pernah alay aja) dan bisa dibilang sok romantis. For example

    Dwi : “selamat tidur mamaku syng :* mimpiiend papa iyaah :*
    Pacar dwi : “iya ppakuu,selamat tidur juga iya:* mimpiin mama balik :*:*”
    Dwi : iya siap mama :*
    Pacar dwi : iya makasih papa :*
    Dwi : iya sama-sama mama :*

    Gue berani jamin kalo seandainya salah satu dari mereka enggak ketiduran saat itu, rantai sms alay itu enggak akan pernah putus dan akan ada banyak sekali emoticon ‘cium’ bertebaran di sms mereka. Padahal mereka sendiri juga enggak ngerti apa itu ciuman. Satu hal yang terlintas saat itu dibenak gue, kok panggilan mama-papa yang udah kuno itu masih dipake di zaman dimana ngobrol aja enggak perlu pake pulsa kayak gini.

    Gue kembali mengingat masa dimana gue pernah alay. Saat panggilan mimi pipi,ayah bunda,sayang ayang,masih akrab terlihat di layar hape gue. Satu yang kurang saat itu bahwa emot cium belum terlalu terkenal. Gue akui, baru dimasa kayak sekarang ini kayaknya emot-emot terkesan begitu penting. Padahal waktu gue alay dulu, emot seakan tiada berarti. Hanya penggunaan tanda seru yang saat itu masih terkesan tabu jika disertakan didalam sms karena kesannya kayak ‘nge-bentak’.

    Dimasa kini, tanpa adanya emot,tentu sms,BBM,LINE,PATH, dari kita kepacar akan terkesan ketus. Bahkan terkesan datar seperti enggak ada greget-gregetnya. Pacar gue yang sekarang juga sering bete dan kesel saat gue membalas smsnya dengan seadanya. Padahal dalam hati gue enggak ada maksud buat cuek atau apapun itu. namun bagi seorang wanita, sepertinya itu adalah sebuah masalah.

    Kadang gue juga berkaca dan gue mendapati jawaban bahwa gue adalah tipe-tipe cowok yang ternyata enggak disukai cewek. Betapa tidak, gue termasuk tipe cowok yang enggak romantis, enggak peka terhadap kode , dan juga bodoh dalam bertindak atau bersikap. Untuk yang kedua dan terakhir, gue bisa memberikan pembelaan. Gue enggak terlalu suka sama kode karena jika ada sesuatu yang diinginkan, gue memilih untuk bilang langsung daripada nge-kode in. Untuk yang terakhir,gue bodoh dalam bertindak dan bersikap karena sampai saat ini gue enggak pernah bisa memahami seorang wanita.

    Pacaran dengan cowok yang bertipe seperti itu, pacar gue juga jadi sering marah saat sama gue dan gue sangat paham. Untuk mengatasinya Gue jadi sering belajar sama orang-orang dewasa dan rekan-rekan sejawat untuk tahu bagaimana caranya menjalani dan menyikapi hidup, namun gue enggak pernah belajar bagaimana caranya menjadi pria romantis. Gue enggak tahu apa saja syarat yang diperlukan bagi seorang pria untuk bersikap romantis.

    Gue terus membaca kebawah folder message di hape dwi dan menemukan sebuah sms yang cukup menarik. Karena bentuknya sms dan jika diceritakan akan terlihat sepenggal-sepenggal,gue akan mencoba menceritakan detailnya.


    siang itu dwi sama pacarnya yang bernama Tania pergi jalan-jalan ,  ya bisa dibilang kencan. Tempat kencan mereka sungguh ter-up to date dan perlu dijadikan bahan rekomendasi buat kita semua jika stok tempat tujuan kencan kita udah habis. Dwi dan tania pergi kesalah satu tempat pemancingan dikota palembang. Mungkin ada beberapa asumsi yang keluar dibenak kita saat mendengar nama tempat itu. Ya, buat apa pacaran ditempat pemancingan? Lu mau berasmara atau mau jadi pelet yang ditaburin dikolam?

    seperti setiap pasangan pada umumnya, mereka memilih tempat yang nyaman untuk sekedar duduk berdua berdampingan. Disalah satu sudut tempat itu,mereka duduk memadu rindu untuk mengisi hari. Sekian jam mereka habiskan waktu untuk ngobrol sambil mancing,beberapa kali pancing yang dwi pasang terlihat ditarik ikan,dan beberapa kali juga dwi dan ikan saling tarik menarik (itu mancing atau elektron sih?) . Untung banget adek gue enggak cemen. Dia cukup gagah untuk sekedar memancing ikan. Bisa repot kalau lagi tarik-tarikan saat itu dia kalah kuat sama ikan lalu nyebur ke empang. Secara doi enggak bisa berenang dan kalaupun berenang Cuma gaya batu kali yang sukses ia terapkan.

    Hari udah semakin senja dan mentari udah mulai menunjukkan kemilau emasnya. Kencan mereka dihari itu udah hampir berakhir dan mereka bersiap pulang. Disalah satu pondok yang ada ditempat pemancingan itu,mereka duduk sejenak untuk membereskan peralatan mereka.

    “gimana hari ini ma? Mama seneng enggak?”  tanya dwi sama pacarnya
    “seneng dong pa, tami mama masih bingung.”
    “bingung kenapa mama?”
    “kok kita kencannya kesini, bukan kemana-kemana gitu”
    “kalau kita ke mall, pemandangannya udah biasa ma. Gitu gitu doang. Mama mau papa ngelirikin cewek seksi disana?” goda dwi
    “ya enggak maulah,papa kan Cuma buat mama”
    “mangkanya papa ajak mama kesini,lagian minggu kemarin kita juga udah liat rusa kan? Jadinya minggu ini papa ajak kesini”

    Saat itu Tania memang udah cukup paham dengan maksud perkataan dwi. mungkin karena Tania suka komik Detective Conan sehingga dia mengajukan pertanyaan bertubi-tubi sama si Dwi.

    “terus kenapa papa ngajakin mama ketempat pemancingan? Lagian papa juga enggak dapet banyak ikan kan?”

    Untuk pertanyaan yang satu ini, dwi terdiam sejenak dan menarik nafas panjang sembari melanjutkan pembicaraan.

    “kita jarang ketemu ma, makanya saat ada waktu buat ketemu kayak gini, papa mau kencan kita itu terasa spesial dan bisa diingat saat kita pulang nanti. Mengapa papa ajak kesini? Papa enggak terlalu mikirin berapa banyak ikan yang kita dapat. Tapi yang paling penting, papa bisa sama mama seharian ” dwi mengakhiri ucapannya dengan mendaratkan sebuah kecupan singkat didahi pacarnya.

    Kalau  bisa salto mungkin gue udah salto nyamping sekarang . berhubung gue lagi dikasur dan gak ada empuk-empuknya buat salto jadi gue urungkan niat tersebut. Bayangin, di usia yang baru 16 tahun dan belum terlalu kenal sama dunia, adek gue mampu berkata dan bersikap seperti itu. Gue tahu banget adek gue itu orang yang seperti apa. Dalam satu hari dia tidak dirumah selama 8 jam dan itupun karena dia sekolah. Sisanya 16 jam dia bener-bener dirumah. Tentu pemandangan yang kontras jika dibandingkan sama gue. Dengan keterbatasan itu, dia sukses jadi cowok romantis. Ya, tipe cowok romantis yang diagungkan oleh wanita-wanita diluar sana.

    Dwi memang enggak bisa memainkan alat musik seperti yang bisa gue mainkan, dan juga dia masih terlalu kecil buat ngobrolin sesuatu yang kesannya dewasa. Namun itu semua bukanlah masalah. Gue jadi berkaca pada diri gue sendiri. Saat gue bersama temen-temen cewek dan memainkan alat musik baik itu gitar ataupun piano, mereka akan jerit-jerit alay diiringi tetesan air mata tanda kekaguman mereka akan suara yang gue dan alat musik hasilkan. Mereka selalu berbisik ‘ya ampun abang, romantis banget’. nyatanya? Saat didepan pacar gue sendiri hal itu tidaklah istimewa. Beberapa kali gue dan pacar mendapati momen seperti itu dan pacar gue sendiri terkesan males buat menanggapinya.

    Lalu romantis yang seperti apa yang harus gue lakuin? Pertanyaan itu disertain dengan sedikit tamparan di muka gue saat gue ngebaca sms yang ada dihape adek gue malam itu. Tanpa harus bisa memainkan alat musik, hanya dengan beberapa kalimat sederhana dan perlakuan mesra, dia udah sukses jadi pria romantis buat pacarnya sendiri. Tanpa gue sadari, saat itu gue mendapat pelajaran yang enggak pernah gue dapat dari orang lain, pelajaran yang ternyata gue dapat  dari adek gue sendiri, menjadi seorang pria romantis.

    Keisengan gue dimalam itu gue tutup dengan mematikan handphone adek gue. Lalu gue mencoba tidur, menatap lampu kamar yang cukup remang. Gue bengong dan berusaha buat mikir. Gue emang enggak bisa apa-apa selain ngenjrengin gitar. Berkata dan bersikap romantis dan bertindak romantis mungkin jauh lebih ribet,lebih rumit,dan lebih kompleks daripada gue ngenjrengin gitar. Wajar jika sampai saat ini gue masih tetap menjadi pria bodoh. Semua cewek yang pacaran sama gue pasti nganggep gue pria bodoh. Karena gue memang bodoh, bila diminta untuk menjadi lelaki romantis.

    siang ini,  mama,gue, dan tania sedang duduk diruang tamu. adek gue lagi berdiri didepan kaca. Mempersiapkan penampilan dan segala yang dia butuhin buat jalan sama tania siang ini . tania melihat pacarnya sambil tersenyum irit. Gue pun Cuma bisa geleng-geleng irit (gimana tuh geleng-geleng irit). Adek gue bersiap pergi dan minta izin buat pergi sama mama lalu tania sungkem sama mama dan gue. Satu hal yang dapat gue simpulkan, mungkin para pria romantis cukup berkaca dahulu sebelum pergi kencan.

    Total comment

    Author

    Unknown

    0   komentar

    Cancel Reply